Bapedal Ragu atas Penelitian Walhi


SURABAYA – Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Jawa Timur meragukan penelitian Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) yang menyatakan lumpur Lapindo di Sidoarjo mengandung Policyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH) yang bisa menyebabkan penyakit kanker bagi manusia.

“Kita harus lihat dulu, apakah penelitian itu sudah benar caranya dan apakah laboratoriumnya punya akreditasi. Di Surabaya hanya dua laboratorium yang benar-benar bisa dipercaya,” kata Dewi J. Patriatni, pelaksana tugas Kepala Bapedal Jawa Timur, kemarin.

Menurut Dewi, temuan Walhi itu tergolong telat karena lumpur Lapindo sudah menyembur lebih dari dua tahun. “Kenapa baru sekarang dirilis? Toh berbagai kajian sebelumnya tidak ada yang menemukan PAH,” kata Dewi.

Bapedal, kata Dewi, sudah melakukan kajian, tapi tidak menemukan kandungan PAH. Yang ada hanyalah unsur karbon dan gas metana yang mudah terurai oleh embusan angin. “Dari jarak 500 meter, kandungan gas ini tidak berbahaya,” katanya.

Meski demikian, kata dia, Bapedal tetap memberi rekomendasi kepada Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) agar segera mengosongkan kawasan di sekitar semburan.

Seperti yang pernah diberitakan, berdasarkan penelitian Walhi Jawa Timur, lumpur Lapindo di Porong mengandung PAH yang melebihi ambang batas normal hingga 8 ribu kali lipat.

Menurut Walhi, kandungan PAH dalam lumpur tersebut berpotensi menyebabkan penyakit kanker dan tumor bagi warga di areal lumpur.

ROHMAN TAUFIQ (KoranTempo )


Translate »