Belum Ada Kejelasan Nasib Karyawan Tanggul


“Sampai sejauh ini alasannya perusahaan bangkrut,” ujar Agus Mulyadi (25 tahun), salah seorang pekerja tanggul. “Kami sama sekali tak bisa menerima alasan itu,” lanjutnya.

Pasalnya, masih menurut Mulyadi, pemberhentian ini hanya dilakukan terhadap pekerja dari satu perusahaan saja dan diberlakukan hanya pada pekerja dari dua desa di atas. 

“Pekerja dari kota-kota lain tidak ada satupun yang diberhentikan,” tutur Mulyadi. 

Kebanyakan pekerja ini telah bekerja sejak awal semburan alias lebih dari dua tahun. Gaji mereka sekira 2 juta rupiah perbulannya dan kontrak mereka akan habis bulan depan. “Belum ada kejelasan status untuk kami hingga saat ini, pesangon saja tidak ada,” tutur Mulyadi. 

Mulyadi bersama pekerja lainnya melakukan protes dengan melakukan penghentian segala aktifitas penanggulan. “Kami telah meminta kepada para pekerja lain untuk tidak bekerja hingga tuntutan kami untuk perpanjangan kontrak terpenuhi,” ujar agus. “Kami akan tetap melaksanakan aksi hingga mendapatkan kejelasan mengenai status kami.”

Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) sebagai supervisor perusahan ini, hingga saat ini, belum memberikan statement resmi. Ahmad Zulkarnaen, humas BPLS,  tak mengangkat telepon selulernya saat dihubungi kanal sesaat setelah magrib tadi. [mas&mam]


Translate »