Pekerja Tanggul Demo BPLS


korbanlumpur.info – Suasana di sekitar tanggul penahan semburan lumpur Lapindo semalam mendadak gelap gulita. Semua lampu yang menerangi lokasi di sekitar tanggul dan aktivitas penanggulan, tidak biasanya padam. Ternyata, padamnya lampu penerangan tanggul ini adalah bagian dari demo para pekerja tanggul terhadap BPLS.

Sekitar 50 karyawan PT Wahana Bumi Artha (WBA), perusahaan operator lapangan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) dalam menangani luapan lumpur Lapindo, hingga jam 00.00 WIB (30/10) melakukan aksi menolak pemberhentian kerja mereka.

Pada pukul 11.00 para pendemo mematikan semua generator listrik di lokasi penanggulan yang menyebabkan aktivitas operasional penanganan lumpur terhenti; penerangan di lokasi tanggul mati, pompa dan spillway tak lagi menggelontorkan lumpur ke kali Porong.

Para karyawan yang membantu operasional lapangan akan diberhentikan mulai bulan depan. Informasi pemberhentian ini mereka dapat sejak pagi tadi.

“Yang diberhentikan adalah para helper tapi operatornya tidak,” tutur Udin, salah seorang karyawan.

Operasional lapangan untuk menangani luapan lumpur ini melibatkan sekitar 250 karyawan yang menangani berbagai pekerjaan; operator spillway, operator pompa, maintenance, konstruksi, workshop. Mereka bekerja untuk PT WBA di bawah pengawasan BPLS dan PT Minarak Lapindo Jaya.

Banyak dari karyawan yang dihentikan ini adalah para korban lumpur Lapindo.

Hingga berita ini diturunkan belum ada kejelasan atas nasib mereka dan apa alasan penghentian karyawan ini. Bajuri Edy Cahyono, Kepala Pokja Perlindungan Sosial BPLS yang menemui para karyawan di lapangan, hanya mengatakan bahwa BPLS tidak punya wewenang untuk mencegah penghentian karyawan ini. (mam/re)

Ralat: pada paragraf dua disebutkan PT Wahana Bumi Artha (WBA). Yang benar adalah PT Tunas Karya Astawiguna (TKA). Informasi ini sekaligus menjadi ralat nama perusahan tersebut. Mohon maaf atas kekeliruan ini dan harap maklum.

Translate »