Warga Tanggapi Dingin Sesumbar Karsa


Janji pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Soekarwo-Syaifullah Yusuf (Karsa) ditanggapi dingin warga korban.

Syaifullah mengatakan di Surabaya, Kamis lalu (30/1), dalam seratus hari, pemerintahannya akan memperketat tiga program: perbaikan jalan rusak, penataan pedangan kaki lima, dan penuntasan kasus Lapindo. Warga korban di luar peta terdampak akan diberi ganti rugi, kata Syaifullah.

Warga korban sendiri tak terlalu antusias menanggapi pernyataan Gus Ipul itu. “Ya, setengah percaya, ya, setengah tidak,” ujar Jarot Suseno, koordinator warga Siring Barat, Sabtu (1/2). Siring Barat termasuk wilayah terdampak di luar peta versi Perpres 14/2007 maupun versi Perpres 48/2008. Sudah sejak April 2008, desa ini dan dua desa lainnya, Jatirejo Barat dan Mindi, direkomendasikan Gubernur Jawa Timur untuk ditangani segera karena dinilai tidak layak huni. Namun, sampai hari ini, tidak ada penanganan konkrit. Padahal, kondisi Siring Barat semakin parah.

“Sudah sekitar 70 persen rumah warga rusak,” tutur Jarot. Siring Barat dihuni sekitar 319 keluarga yang menempati 250 rumah. Sekitar 175 rumah mengalami berbagai kerusakan, mulai retak-retak akibat amblesan tanah (land subsidence), munculnya gas liar berbahaya (bubble gas), hingga air yang tercemari logam berat. Bahkan, pada 5 Januari lalu, akibat amblesan tanah, salah satu rumah warga roboh.

Pemerintah sudah menjanjikan alokasi 82 miliar untuk penanganan Siring Barat dan tiga desa lainnya: Jatirejo Barat, Mindi dan Besuki Barat. “Tapi sampai sekarang, belum ada realisasi apa-apa,” tambah Jarot. Lebih parah lagi, suplai air bersih justru dihentikan. “Sudah dua minggu lebih, kami tidak memperoleh pasokan air bersih,” ujar Jarot, lagi. Berbagai janji tak berwujud itu mungkin yang membuat warga menanggapi datar-datar saja sesumbar Karsa menuntaskan kasus Lapindo dalam seratus hari, meski masih berharap. “Semoga saja kali ini beneran,” imbuh Jarot.[ba]


Translate »