Tergenang Lumpur, Warga Kedungbendo Bertahan


 

Menurut Astika (42 tahun), ada 13 keluarga yang masih bertahan dan semuanya masih belum punya rumah baru. Uang cicilan Rp 15 juta per bulan oleh pihak Lapindo, sebagai pelunasan 80 persen, hanya bisa untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Warga terpaksa mengikuti skema cicilan karena pihak Lapindo menolak membayar sisa 80 persen secara cash and carry.

“Uang Rp 15 juta itu tidak saya terima utuh. Karena saya harus membaginya dengan dua keluarga lain. Bagaimana tidak, dalam berkas tanah yang saya ajukan ke Minarak Lapindo dulu terdapat tiga bangunan di atasnya,” tambah Astika.

Hal serupa juga dialami oleh Supiati (35 tahun). Ia bahkan mengaku bahwa cicilan Rp 15 juta per-bulan harus ia bagi dengan empat keluarga lain. Bisa dibayangkan berapa yang didapat masing-masing keluarga.

“Ya pasti habis, karena saat saya dan keluarga yang lain menerima cicilan itu pas dalam kondisi tidak bekerja lagi. Bulan ini saja belum dibayar. Sebenarnya keinginan warga hanya kembalikan hidup kami seperti dulu,” ujar Supiati dengan keras. (fahmi)

(c) Kanal News Room

 


Translate »