Kejahatan Sistemik Bakrie


Untuk semua kehilangan itu, Minarak Lapindo Jaya (MLJ) hanya memberikan ganti-rugi dengan membeli tanah, rumah, dan sawah para korban. Itupun yang menurut peraturan presiden selesai dalam dua tahun setelah bencana, hingga kini, baru 60 persen korban yang telah menerima ganti rugi ini. Tak ada ganti rugi soal kesehatan, pendidikan, sosial, dan pencemaran lingkungan.

Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono tak bisa berbuat banyak untuk menekan Abu Rizal Bakrie supaya segera menyelesaikan tanggungjawabnya. Bahkan dalam revisi Perpres terbarunya SBY justru membagi tanggungjawab Lapindo dengan membebankan pembayaran ganti rugi tiga desa di luar peta, pada kas negara dan kas negara juga membayari semua tanggung jawab sosial selain tanah-sawah-rumah.

Di ranah hukum; gugatan perdata yang diajukan YLBHI maupun banding yang diajukan Walhi, kalah di pengadilan dan tuntutan pidananya pun dihentikan. Di ranah politik: karir politik Bakrie kian mencorong dengan memenangi bursa pencalonan ketua umum Partai Golkar dan bahkan menggusur Sri Mulyani dan Bakrie juga menjadi ketua harian partai koalisi dan semua orang tahu posisi itu sama dengan posisi wakil presiden bayangan. Bahkan lebih.

Awal bulan April lalu, pernikahan putra Bakrie digelar di hotel berbintang Jakarta dengan biaya milyaran dan presiden SBY dan mantan menteri luar negeri Alwi Shihab jadi saksi pernikahan ini. Tak hanya itu; wakil presiden dan banyak pejabat tinggi lainnya juga ikut berpesta.

Orang-orang dekat Bakrie seperti Andi Alfian Mallarangeng, kini melenggang menuju kursi Partai Demokrat 1 (meskipun akhirnya kalah) dan Yuniwati Teryana, vice president External Relation Lapindo Brantas, Inc, Gesang Budiarso, Anggota Dewan Komisaris MLJ, dan Bambang Prasetyo Widodo, direktur operasional MLJ, mengincar posisi bupati Sidoarjo.

Pemerintah Jawa Timur juga patah arang dan menyerah menangani kasus Lapindo dan bisa dibayangkan ngeri akibatnya kalau Jawa Timur dipimpin oleh orang-orang Bakrie.

Bakrie juga memodali banyak media (online, cetak, TV) dan media-media ini tidak membicarakan keburukan Bakrie dan serempak mendorongkan opini bahwa Lumpur Lapindo disebabkan oleh gempa Jogjakarta 26 Mei 2006. Opini ini dibantah dengan lantang oleh para geolog internasional dalam pertemuan ilmiah para geolog di Capetown, Afrika Selatan. Dari 42 geolog yang hadir, hanya 3 orang, yang menyatakan hubungan lumpur dengan gempa.

Semua ini adalah kejahatan dan ketidakadilan yang sistemik.

Bakrie bisa saja menguasai semua lini kekuasaan di negeri ini namun tidak pada ingatan kami sebagai korban lumpur Lapindo yang merasakan langsung semua penderitaan akibat Lumpur ini. Untuk mengenang empat tahun penderitaan kami, kami menyelenggarakan rangkaian acara:

  • Pentas seni dan workshop
  • Launching buku, “29 Cerita Menentang Bungkam, Aneka Suara dan Tuturan Korban Lumpur Lapindo”
  • Penerbangan Balon Harapan

Pentas seni diisi dengan berbagai pertunjukan anak-anak korban Lapindo, dan peluncuran buku, yang merupakan acara puncak, akan mendatangkan semua penulis buku ini yang juga merupakan karya anak-anak korban Lapindo yang menunjukkan berbagai lini kerusakan Lapindo : Ekonomi, Sosial, Budaya, Pendidikan, Hukum, dan Politik dari kacamata anak-anak korban Lapindo. Dan acaranya akan ditutup dengan Penerbangan Balon Harapan. *

Press Release – Posko Keselamatan Korban Lumpur Lapindo, Porong, Sidoarjo

(c) Kanal News Room


Translate »