Makam Lenyap, Nyekar di Lumpur


SIDOARJO—Sekitar 400 warga korban lumpur Lapindo asal Desa Renokenonggo nyekar di sisi timur tanggul, Rabu sore (8/9). Ziarah ke ke makam leluhur telah menjadi tradisi setiap menjelang Idul Fitri. Karena makam tenggelam bersama lumpur Lapindo, ziarah dilakukan di hadapan lautan lumpur.

Dengan mengunakan truk terbuka, warga yang kebanyakan tinggal di Perumahan Reno Joyo Desa Kedungkampil, Porong, ini menggelar doa bersama di atas tanggul. Mereka mendoakan leluhur dan saudara yang telah meninggal. Banyak warga yang tinggal di luar perumahan juga tampak berdatangan. Ada yang berangkat dari Krembung dan wilayah lain di Sidoarjo, juga dari Pandaan, Kejapanan, Pasuruan.

Di tengah-tengah pembacaan Yasin oleh ustad setempat, terdengar tangisan ibu-ibu. Mereka tidak mampu membendung air mata mereka saat melihat kuburan leluhur dan saudaranya sudah lenyap terendam lumpur. “Sakno wong tuwo ambek dulur-dulur kulo, kuburane wes ilang. (Kasihan orang tua dan saudarah saya, kuburannya kini sudah tidak ada lagi),” kata Ningsih (47 tahun).

Selain beziarah, warga juga memanfatkan kesempatan ini dengan saling bersilaturahmi. Usai melakukan doa bersama, warga juga menabur bunga di lumpur Lapindo meskipun banyak dari mereka tidak tahu letak persis kuburan leluhur dan saudara mereka. (vik)

(c) Kanal Newsroom


Translate »