Gerakan Donasi Sahabat Anak Lumpur: Seribu Rupiah Untuk Anak-Anak Korban Lumpur Lapindo


Surabaya – Sehari menjelang Dirgahayu Republik Indonesia yang ke-66 tahun ini kita masih melihat potret pendidikan anak-anak Indonesia yang carut-marut. Sangat jelas bahwa pendidikan merupakan hak setiap anak bangsa, termasuk anak-anak korban lumpur Lapindo.

Di tahun kelima, sejak 29 Mei 2006 ini, semburan lumpur Lapindo terus berlangsung tanpa ada upaya cerdas dari negara dan Lapindo untuk mengatasinya. Area kerusakannya pun semakin meluas tanpa terkendali. Ancaman tidak hanya pada hilangnya wilayah hidup bagi ratusan ribu warga di Kec. Porong, Tanggulangin, dan Jabon Kab. Sidoarjo, seperti tenggelamnya rumah, sawah, pabrik, sungai, sekolah, dan fasilitas umum lainnya. Melainkan juga menurunnya kualitas hidup yang jauh dari kata layak dan nasib pendidikan anak-anak yang semakin tidak menentu.

Tiap mendekati tahun ajaran baru, ratusan anak-anak korban lumpur Lapindo tidak menentu masa depannya, apakah dapat melanjutkan sekolah atau tidak. Tidak jarang diantaranya terpaksa harus putus sekolah karena orang tuanya tak mampu lagi membiayai pendidikan dan kehidupan mereka sehari-hari, sementara biaya sekolah terus naik. Sementara pemerintah maupun Lapindo selama ini hanya sibuk mengurusi ganti rugi yang tak kunjung selesai.

Di sisi lain, Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang seharusnya bisa menjadi alat agar seluruh anak Indonesia bisa mengakses pendidikan secara gratis, ternyata tidaklah demikian. Pada prakteknya, selama bersekolah anak-anak korban Lumpur Lapindo ternyata masih dikenakan biaya seragam, buku, daftar ulang, sumbangan uang gedung, ujian, pengambilan raport, dan sebagainya.

Hal inilah yang mendorong terbentuknya Gerakan Donasi Sahabat Anak Lumpur. Sebuah gerakan untuk menyatukan solidaritas kepada korban lumpur Lapindo, terutama untuk kelangsungan pendidikan anak-anak korban lumpur Lapindo. Sebuah gerakan yang sudah dilakukan sejak 2010 lalu dan sudah membantu pendidikan 87 anak korban lumpur Lapindo. Bantuan terdahulu ini, sesuai dengan kebutuhan biaya pendidikan masing-masing anak, yang berkisar antara 220 ribu sampai 1,8 juta rupiah. Disisi lain, upaya edukasi kritis kepada korban lumpur Lapindo untuk bisa mengakses pendidikan secara gratis melalui program BOS terus diupayakan.

Namun, pengumpulan donasi yang dilakukan tahun 2010 lalu belumlah cukup, mengingat banyaknya anak-anak korban lumpur Lapindo yang kesulitan dalam pembiayaan pendidikan mereka. Menurut data Posko Informasi Keselamatan Korban Lumpur Lapindo, hingga Juli 2011 terdapat 212 anak yang kesulitan dalam pembiayaan pendidikan dan membutuhkan bantuan segera.

Rencananya pengumpulan donasi tahap 2 ini akan dilakukan pada Agustus-Desember 2011. Pada tahap berikutnya, pengumpulan donasi akan diperluas dengan program orang tua asuh, beasiswa, dan pendanaan abadi perbaikan pendidikan bagi anak-anak korban lumpur Lapindo.

Dukungan dan donasi bisa dilakukan di wp-content-wp-content donasi yang disediakan sementara di beberapa tempat, dijemput langsung ke rumah donator oleh tim relawan Sahabat Anak Lumpur, ataupun melalui rekening CIMB Niaga Surabaya dengan nomor rekening 095.01.00224.00.0 atas nama WALHI Jawa Timur.

Dukungan dan donasi anda akan dikelola Walhi Jawa Timur dan pendistribusiannya bekerjasama dengan Posko Informasi Keselamatan Korban Lapindo untuk diserahkan ke sekolah-sekolah dimana anak-anak korban lumpur lapindo belajar. Laporan perkembangan dan distribusi dukungan akan disampaikan terbuka melalui website www.korbanlumpur.info dan www.walhijatim.or.id.

Kontak:
Yuliani (0856 4802 7407)
Caturaka (0813 3660 7872)

 

(c) Kanal Newsroom


Translate »