Warga Korban Lumpur Lapindo Nyekar di Kolam Lumpur


Sidoarjo – Sebelum Ramadan, adat yang berlaku adalah tabur bunga atau nyekar ke makam orang tua atau kerabat. Khusus untuk warga korban lumpur Lapindo, mereka nyekar di kolam penampungan lumpur. Kolam itu dulunya adalah komplek pemakaman yang ditenggelamkan lumpur Lapindo.

“Saya menyesal karena belum bisa menyenangkan orang tua yang sudah meninggal dunia. Sekarang makam leluhur kami malah tergenang lumpur dan belum sempat kami pindahkan ke tempat pemakaman yang lebih baik,” ujar salah satu warga, Kosim di tanggul titik 21 Desa Siring, Senin (8/7/2013).

Acara nyekar itu diikuti oleh puluhan warga korban lumpur Lapindo. Selain nyekar, mereka juga menggelar istighosah di tanggul titik 21. Doa bersama itu dipimpin oleh Ustaz Abdul Rohman. Usai beroda bersama, para warga segera mendekat ke kolam penampungan lalu secara serentak menabur bunga ke dalamnya. Beberapa warga terlihat meneteskan air mata.

“Kami berharap agar sisa ganti rugi segera dilunasi. Apalagi ini sudah memasuki bulan Ramadan,” lanjut Kosim.

Alasan yang dikemukakan Kosim sangat logis karena sejak 7 tahun terakhir, warga korban lumpur mengalami hidup tak menentu. “Apabila MLJ tidak bisa membayar sisa ganti rugi, kami berharap kepada pemerintah untuk mengambil alih pembayaran sisa ganti rugi secepatnya,” jelasnya.

 

© Suparno | 8 Juli 2013 | detik.com


Translate »