Sikap Rudi Rubiandini dan Tragedi Lumpur Lapindo


TEMPO.COSURABAYA– Ketua Pusat Studi Kebencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Amien Widodo, mengenang sosok Rudi Rubiandini sebagai pribadi yang mumpuni dan sangat peduli terhadap tragedi semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, 29 Mei 2006 silam.

Rudi, kata ia, sempat mencetuskan ide menghentikan luapan lumpur melalui teknik relief well. Menurut Amien, Rudi menuliskan ide ini dalam buku berjudul “Gerakan Menutup Lumpur Lapindo” pada 2008.

Saat awal semburan lumpur, Rudi sempat menjadi anggota Timnas Penggulangan Lumpur Lapindo bentukan presiden. Ia sendiri saat itu masuk sebagai anggota Timnas Sosial Ekonomi Penanggulangan Lumpur.

“Rudi bersikeras bahwa semburan lumpur Lapindo karena kesalahan teknik pengeboran, bukan bencana alam,” kata Amien saat dihubungi Tempo, Rabu 14 Agustus 2013.

Amien menjelaskan, teknik pengeboran relief well ini memungkinkan menghentikan semburan lumpur panas. Caranya, tiga titik sumur dibor hingga kedalaman 3 kilometer dengan menyemprotkan semen pada jalur pengeboran migas sumur Banjar Panji-1 milik Lapindo Brantas Inc.

Namun, teknik itu gagal. Tiga sumur relief well tadi keburu tenggelam dilumat lumpur panas yang keluar dari perut bumi. Saat itu, sumur relief well baru tahapan mengebor pada kedalaman 1 kilometer, belum sempat menginjeksikan semen.

Seharusnya jarak aman sumur relief well minimal 500 meter dari pusat semburan. “Tapi sumur yang digagas Rudi ini hanya berjarak 200 meter dari pusat semburan,” kata Amien.

Kendati gagal karena dilumat lumpur panas, Amien menuturkan Rudi sempat ngotot agar idenya diteruskan. Sayangnya, negara enggan mendanai ide Rudi Rubiandini lantaran minimnya anggaran.

Namun, setelah menjabat Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Minerla, Amien menyayangkan sikap Rudi yang tiba-tiba berubah 180 derajat menyikapi kasus Lapindo. “Saat jadi Wamen ESDM, Rudi pernah bilang Lumpur Lapindo itu masalah kecil. Saya sangat kecewa,” kata dia.

Rudi Rubiandini ditangkap komisi anti rasuah pada Selasa malam sekitar pukul 22.30 di rumah dinasnya, Jalan Brawijaya, Jakarta. Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas itu diduga menerima suap Rp 7,2 miliar dari perusahaan migas Kernel Oil Pte Ltd.

© DIANANTA P. SUMEDI | 14 Agustus 2013 | http://www.tempo.co/read/news/2013/08/14/063504452/Sikap-Rudi-Rubiandini-dan-Tragedi-Lumpur-Lapindo


Translate »