Suara Hati Perempuan Korban Lapindo Kanal Korban July 28, 2008January 10, 20150 Suara hati Kaminah, korban Lapindo dari desa Renokenongo yang terharu mengetahui anaknya menulis puisi yang menusuk hati. Sembilan bulan sepuluh hari aku mengandung anakku, tanpa pernah mengeluh meski segala rintangan slalu ada di depankku. Tanpa mengenal rasa sakit derita ketika aku melahikannya. Karena rasa itu terbayar dengan sosok bayi mungil nan lucu tanpa dosa. Tanpa terasa, hari, bulan, tahun terlewati. Bayi mungilku jadi sosok anak yang manis dan ceria. Sampai akhirnya bencana itu terjadi. Perubahan itu terjadi, sosoknya yang manis berubah 100%. Dan tanpa aku sadari sebuah cerita tertulis di selembar kertas mewakili isi hatinya. HATIKU LUMPUR PANAS TIADA HENTI RUMAHKUPUN TINGGAL KENANGAN SEKOLAHKU TIADA TENTU HIDUPKU SERASA MENGAMBANG KEMANA AKU HARUS MEMINTA HAK HIDUPKU YANG TIADA GUNA YANG BERKUASA HANYA SEKEDAR MENYAPA TUK MEMBUAT HATI GEMBIRA AKU TAK BISA APA BERONTAK TAK BISA DIAMPUN JUGA TAK BISA PERNAHKAH MEREKA MERASA BETAPA SUSAH JADI ORANG JELATA SEMUA HARUS BERUSAHA DENGAN KERINGAT YANG TAK TERHINGGA KADANG AKU BERTANYA APA SALAH KEDUA ORANG TUAKU HINGGA HARUS HIDUP DIALAM SEMU SEMUA SEMU TIADA NYATA MENUNGGU, MENUNGGU DAN MENUNGGU TANPA ADA KATA-KATA ” KAMU HARUS TUNGGU SAMPAI DI DEPAN PINTU ” AKU TAK BISA APA MELIHAT MEREKA PORAK-PORANDA TUHAN….. HANYA PADAMU AKU BERSIMPUH MEMOHON DENGAN KEKUATANMU MEMBUKA HATI MEREKA YANG MEMBEKU Sepenggal puisi yang mungkin bagi para ahli hanyalah karya biasa, tapi ini adalah bukti isi hati dari seorang anak yang merasakan betapa hidupnya hancur. Pupusnya cita-cita dan masa depan akibat dari perbuatan dari sebuah koorporasi. Tersiratkah dalam pikiran mereka bahwa anak-anak yang memiliki masa depan cerah tiba-tiba hancur.Memang MEREKA terlahir dari keluarga yang serba WAH. Jadi MEREKA tidak akan pernah tahu rasa sakit jadi rakyat dan orang jelata. Banyak masalah yang masih belum diselesaikan oleh keluarga BAKRIE. Tapi ironisnya MEREKA bersenang-senang dengan pesta milyaran rupiah, tanpa rasa malu mereka menyunggingkan senyum diatas derita kami. Related Sebarkan! Share on Facebook Share 0 Share on TwitterTweet Share on Pinterest Share 0 Share on LinkedIn Share Share on Digg Share Send email Mail Print Print