SIDOARJO – Festival Budaya Anak Pinggiran Jawa Timur 2009 secara resmi dibuka hari ini, sekitar pukul 09.00, di Gelora Olahraga Sidoarjo, Jawa Timur. Dalam kesempatan ini, pegiat hak-hak anak I Sandyawan Sumardi menyatakan, Pemerintah sama sekali tidak mempedulikan nasib dan penderitaan anak-anak korban lumpur Lapindo.
Festival yang mengambil topik “Solidaritas Perjuangan Anak Pinggiran: Mengais Dunia yang Hilang” ini diikuti sekitar 750 peserta dari berbagi komunitas anak di Jawa Timur. Anak-anak se-Jawa Timur itu hendak menunjukkan solidaritas mereka bagi anak korban lumpur Lapindo.
Romo Sandy, sapaan akrab I Sandyawan Sumardi, membuka acara ini dengan menerbangkan burung, sebagai simbol kebebasan anak-anak. Festival ini mengundang Ibu Ani Yudhoyono, Gubernur Jatim Sukarwo, Bupati Sidoarjo Win Hendrarso, tapi tak satu pun dari mereka hadir. “Ini bentuk ketidakpedulian pemerintah da pejabat terhadap penderitaan anak-anak korban lumpur Lapindo,” tandas Romo Sandy. “Anak-anak korban Lapindo menderita selama bertahun-tahun. Tidak diperhatikan negara,” imbuhnya.
Festival ini akan diselengarakan selama tiga hari mulai 18-20 Desember 2009. Selain menampilkan anak-anak korban Lapindo sendiri, pagelaran ini juga diramaikan oleh aksi anak-anak pinggiran dari Malang, Lumajang, Jombang, Probolinggo, Surabaya, Mojokerto, Tulungagung, dan berbagai daerah lain di Jawa Timur. Mereka menampilkan teater, tari, musik, dan berbagai pameran karya anak korban Lapindo.
vik © korbanlumpur.info