Bongkar Konspirasi Pengkambinghitaman Tuhan!


Jakarta – Dalam kasus lumpur Lapindo, DPR dan pemerintah satu suara mengatakan bahwa semburan lumpur itu fenomena alam tidak terkait pengeboran. Namun penemuan ilmiah justru membuktikan sebaliknya.

***

Mei 2010 ini, sudah empat tahun semburan lumpur Lapindo menenggelamkan tanah dan rumah ribuan waga Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Bukan hanya rumah dan tanah yang hancur, melainkan juga harapan akan hidup sehat juga terancam. Sejak munculnya semburan lumpur, warga Porong dipaksa untuk menghirup udara beracun dan menggunakan air yang tercemar.

Siapa yang harus bertanggungjawab? Pemerintah dan DPR sudah sepakat bahwa lumpur Lapindo adalah fenomena alam dan tidak terkait aktivitas pengeboran. Artinya, mereka sepakat untuk mengkambinghitamkan Tuhan dalam kasus semburan lumpur di Sidoarjo.

Dengan satu suaranya DPR dan pemerintah untuk mengkambinghitamkan Tuhan dalam kasus semburan lumpur di Sidoarjo itu diharapkan tidak ada lagi yang ‘menganggu’ Lapindo untuk bertanggung jawab atas tragedi kemanusiaan itu.

Namun, temuan terbaru para pakar geologi dunia seakan menjungkirbalikan konspirasi pengkambinghitaman Tuhan dalam kasus lumpur Lapindo.  Para ilmuwan geologi dunia kembali menemukan bukti bahwa semburan lumpur di Sidoarjo tidak terkait dengan gempa yang terjadi di Yogyakarta. Semburan lumpur itu, menurut para ilmuwan, seperti yang dimuat di The Journal Marine and Petroleum Geology, terkait dengan kegiatan pengeboran yang dilakukan oleh PT. Lapindo Brantas. Kabar terbaru itu kemudian dimuat di berbagai media massa di Indonesia 12 Februari 2010

Sebelumnya, mayoritas para pakar geologi yang bertemu di Cape Town, Afrika Selatan juga sepakat bahwa luapan lumpur di Sidoarjo adalah akibat proses pengeboran bukan bencana alam seperti yang selama ini diyakini pihak Lapindo dan pemerintah Indonesia. Bahkan dokumen rahasia PT. Medco, salah satu mitra PT. Lapindo Brantas dalam ekplorasi gas di blok Brantas, juga mengungkapkan bahwa semburan lumpur di Sidoarjo terkait dengan pengeboran. Dokumen itu kini telah tersebar luas di internet.

Akankah para pengambil kebijakan di pemerintahan dan DPR tetap bersikeras untuk tetap pengkambinghitamkan Tuhan dalam kasus semburan lumpur di Sidoarjo? Ironis memang, di negeri yang mengaku berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa, Tuhan pun bisa menjadi kambing hitam atas terjadinya sebuah tragedy kemanusiaan (Firdaus Cahyadi)

(c) satuportal.net


Translate »