Perjuangan Paguyuban Pasar Baru Porong di Jakarta


Pada 13 Juni 2007 aku diajak, ketua Peguyuban Warga Renokenongo Korban Lapindo untuk memperjuangkan pengungsi di Pasar Baru, Porong, ke jakarta. Pusat kegiatannya di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat. Aku pikir berada di Ibukota itu sangat menyenangkan, tapi tidak ternyata di sana orangnya begitu sombong dan bisanya merendahkan orang yang tidak mampu termasuk kami.

Beberapa lama kemudian seorang wartawan mendatangi kelompok kami. Dia bertanya, “untuk apa bambu runcing yang berada di pengungsian Pasar Baru, Porong itu?” “Apakah untuk perang?” Tanya wartawan tersebut sambil merendakan. Lalu kami menjawab “bambu runcing itu untuk semangat juang para korban lumpur panas Lapindo.”

Beberapa lama kemudian aku juga berfikir bahwa bukan kita aja yang direndahkan tapi anak pinggiran-pinggiran yang di Jakarta juga begitu tidak ada yang merasa iba ataupun terharu dengan kondisi kami.

Pada waktu itu juga ada lomba melukis untuk memberikan semangat, sore hari kami pulang ke penginapan (di rumah seseorang) begitu capeknya kami, sehabis mandi kami menulis dan melukis sepanduk untuk dibuat pawai besoknya. Pada malam hari kami bertengkar dengan salah satu kelompok kami dari perwakilan Kedungbendo.

Pagi pun tiba, kami kesiangan untuk pergi ke Tugu Proklamasi manuju ke Monas. Kami terlambat begitu pawai dimulai kami merasa senang bahwa ada sedikit warga yang mendukung kami, dan kami mulai semangat lagi, kami begitu lelah. Sore hari kami kembali ke Tugu Proklamasi di sana begitu ramai dan banyak pameran-pameran lalu kami kembali pulang ke penginapan untuk mempersiapkan barang-barang buat kembali ke pengungsian Pasar Baru, Porong; tiket kereta api pun habis tidak ada yang tersisa untuk kami, lalu kami menyewa travel untuk pulang.

Pada saat sampai di pengungsian aku merasa senang karena disambut orang-orang banyak dan ini disebut sebagai pengalaman yang mebuat kita tahu bagaimana merasakan orang-orang begitu semangat untuk menghadapi hidup.

Dian Utami, siswi SMPN 3 Porong


Translate »