Korban Lapindo Nyekar dan Gelar Istigosah


TEMPO.COSidoarjo– Sekitar 200-an korban semburan lumpur Lapindo menggelar tabur bunga dan Istigosah di atas tanggul titik 42 Desa Renokenongo hari ini. Selain tabur bunga, warga memanfaatkan momen itu untuk melepas kangen kepada para tetangga yang kini hidupnya sudah berpencar. 

Sulaikah, seorang korban Lapindo, mengatakan aset rumah dan tanahnya sudah terendam lumpur dan pembayaran sisa ganti rugi juga belum lunas. “Selain nyekar, juga bisa bertemu lagi dengan tetangga lama yang dulu hidupnya satu desa,” katanya disela-sela acara, Selasa 6 Agustus 2013.

Rangkaian acara dimulai pukul 16.15 wib dengan pembacaan Surat Yasin, Tahlil, doa dan diakhiri dengan tabur bunga. Warga membawa terpal dan seperangkat sound system yang diangkut menggunakan mobil bak terbuka. Dalam Istigosah, tidak disinggung sama sekali ihwal pembayaran sisa ganti rugi.

Warga terlihat khusuk menyimak lantunan ayat-ayat suci Al-Quran yang dikumandangkan. Setelah prosesi pembacaan doa rampung, warga menuju ke tanggul sisi Utara atau titik 43 untuk tabur bunga sebagai bentuk ziarah kubur sebelum Lebaran 1434 Hijriah.

Djuwito, korban lumpur sekaligus penunggu tenda biru di titik 42, mengatakan ziarah kubur dan Istigosah sudah menjadi rutinitas tahunan para korban Lapindo dari Desa Renokenongo. Selain bermaksud ziara kubur, agenda ini bertujuan silaturahmi antar tetangga yang dulu sempat hidup satu kampung. Secara umum, kata ia, kegiatan ini tidak dimaksudkan untuk mendesak lapindo agar segera melunasi sisa pembayaran. “Berdoa saja, biar pembayaran sisa ganti rugi cepat lunas,” ucapnya.
© DIANANTA P. SUMEDI | 6 Agustus 2013 | http://www.tempo.co/read/news/2013/08/06/058502802/Korban-Lapindo-Nyekar-dan-Gelar-Istigosah


Translate »