Tag: Anak korban lapindo

  • Anak-Anak Korban Lapindo, Mencari Dunia Yang Hilang

    Anak-Anak Korban Lapindo, Mencari Dunia Yang Hilang

    Sidoarjo – Bermain Dengan Lumpur, itulah lakon teater yang dimainkan anak-anak korban lumpur Lapindo di Pendopo Kabupaten Sidoarjo pada hari Sabtu (25/6/11). Pementasan ini diikuti sekitar 40 anak-anak yang kebanyakan dahulu tinggal di Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera (PERUMTAS) I. Pementasan yang digawangi oleh budayawan Arswendo Atmowiloto ini seakan menunjukkan bahwa lumpur Lapindo tidaklah menjadi penghalang anak-anak untuk tetap berkreasi dan berekspresi.

    Selain itu pementasan teater ini mencoba untuk mengobati kegelisahan dan trauma yang dialami kebanyakan anak-anak korban lapindo. Selain mereka kehilangan tempat tinggal dan arena bermain, keceriaan anak-anak secara tiba-tiba hilang sejak lumpur Lapindo menyembur.

    Arswendo Atmowiloto mengatakan, acara ini digelar untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak-anak. “Awalnya memang susah mengajak anak-anak karena kondisi psikologisnya, tapi lama kelamaan malah mereka tak mau berhenti latihan. Mereka sangat bersemangat mengekspresikan keinginannya. Saya melihat harapan yang sangat besar di mata mereka,” terangnya.

    Terlepas dari segala persoalan yang terjadi di kasus lumpur lapindo, anak-anak yang juga menjadi korban selama ini tidak tersentuh sama sekali. Pemerintah dan orang tua selalu sibuk mengurusi proses ganti rugi yang tidak kunjung selesai. “Pemerintah selalu sibuk mengurusi urusan ganti rugi, sedangkan pendidikan anak-anak, dunia anak-anak yang hilang sama sekali tidak tersentuh,” kata Arswendo.

    Pementasan ini diawali dengan dinyanyikannya lagu Desaku yang Kucinta. Dengan sayu, anak-anak yang masih duduk dibangku sekolah dasar ini ingin menunjukkan betapa mereka sangat merindukan desanya.

    Banyak anak-anak yang merasa senang dengan pagelaran teater ini. Fasia Akbar (12 tahun) misalnya, selama seminggu dirinya dan anak-anak yang lain berlatih dan bermain bersama, merasakan  suasana seperti yang pernah ia alami di tempat tinggalnya dulu. “Selama seminggu mengikuti latihan teater. Saya merasa seperti di Perum TAS tempat tinggal saya dulu,” ujarnya. Sejak lumpur Lapindo menenggelamkan tempat tinggalnya, ia kehilangan tempat bermain dan jauh dari teman-temannya.

    Selain pementasan teater, anak-anak juga menampilkan pertunjukan tari dan bernyanyi. Pementasan yang berlangsung selama kurang lebih tiga jam ini juga dihadiri Bupati Sidoarjo Saiful Ilah berserta jajarannya. Ia sangat berterimakasih ada budayawan yang masih peduli terhadap nasib anak-anak. “Saya sangat berterimakasih kepada Arswendo yang mau menyisihkan waktunya memperhatikan anak-anak,” sambutnya.

    Arswendo berharap, pagelaran yang juga diadakan di Muntilan, Jawa Tengah ini, bisa menjadi semangat untuk anak-anak tanpa terbebani dengan urusan ganti rugi, tidak saling menyalahkan, dan tumbuh harapan ditengah semburan lumpur lapindo. Meskipun semua tahu lumpur lapindo membawa duka yang berkepanjangan, ia berharap masa depan anak-anak tidak dipenuhi kemuraman. “Kita semua tahu lumpur Lapindo membawa duka yang mendalam dan berkepanjangan, terlepas dari itu anak-anak harus bangkit dan menata masa depannya,” pungkasnya. (kam/vik)

    (c) Kanal Newsroom

  • Dari Fahmi untuk Calon Presiden RI

    Dari Fahmi untuk Calon Presiden RI

    Yth. Bapak/ Ibu
    Capres-Cawapres
    Republik Indonesia

    Dengan hormat,

    Saya Fahmi dari Desa Jatirejo Kecamatan Porong, Sidoarjo, yang sudah tiga tahun ini rumah, kenangan dan cita-cita saya dan pemuda-pemuda lainnya ditenggelamkan oleh Lapindo. Sebelum ada Lapindo, kehidupan kami sangat berkecukupan dari bertani, berdagang dan lain-lain. Orang tua saya bersosialisasi dengan tetangga, saya juga bisa berkumpul dengan teman sebaya saya. Banyak sekali kenangan indah saya di Desa Jatirejo yang pasti tidak bisa saya ulangi di rumah kontrakan saya sekarang.

    29 Mei 2006 lalu Sumur Banjar Panji 1 Jebol dan mengeluarkan isi perut bumi yang berupa lumpur panas. Di saat itu pula kehidupan saya dan warga sedikit demi sedikit terusik dari ketenangan. Alat-alat berat pun mulai masuk desa kami untuk membuat tanggul yang kira-kira 15 meter tingginya. Tanggul pun jebol dan langsung menenggelamkan semuanya. Dan kondisi Porong pun dan warganya menjadi kacau. Lingkungan kotor, air kotor, udara kotor, jalanan rusak, desa sekitar tanggul tidak layak huni, kondisi mental warga terganggu, ganti rugi tidak berjalan sesuai Perpres, dll. yang tidak mungkin bisa saya sebut satu per satu, yang intinya adalah warga diusir paksa dari tanah leluhurnya yang mereka tempati puluhan tahun, tanpa kejelasan nasib.

    Harapan saya kepada Bapak/ Ibu Capres-Cawapres adalah jika terpilih nanti lihatlah wargamu di Porong yang sudah 3 tahun ini terusik kehidupannya. Selesaikan masalah ini secepatnya, kembalikan kehidupan warga seperti dulu. Saya mohon dengan sangat…

    Porong, 26 Mei 2009

    Fahmi
    (20 tahun)
    Desa Jatirejo, Kecamatan Porong, Sidoarjo

  • Dari Brayen Gapeyor Untuk Calon Presiden RI

    Dari Brayen Gapeyor Untuk Calon Presiden RI

    Kepada Yth.
    Bapak/Ibu Calon Persiden 2009
    di Tempat

    Dengan izin Yang Maha Kuasa saya pemuda korban dampak luapan lumpur bisa menulis seuntai kata yang menjadi masalah yang mengumpal di hati saya, kini waktunya saya harus mencurahkannya pada acara pengiriman 1.000 surat kepada Bapak/Ibu calon Presiden 2009.

    Derita yang harus saya jalani kini tambah sangat menyakitkan, dampak dengan adanya luapan lumpur Lapindo:

    • Tanah yang dulunya buat bercocok tanam/pertanian kini harus kita tinggalkan karena sudah tidak layak lagi kita buat pertanian.
    • Air dulunya sangat jernih bisa dibuat masak dan dibuat kebutuhan sehari-hari, kini air itu sudah gak layak pakai lagi.
    • Udara yang sebelum adanya luapan lumpur Lapindo sangat segar dan sejuk kini setelah adanya luapan lumpur Lapindo udara bisa mengakibatkan penyakit sesak nafas dan batuk-batuk.

    Harapan saya kepada Bapak/Ibu calon Presiden yang melihat keadaan yang diderita korban luapan lumpur Lapindo dan menindak lanjuti masalah yang sudah lama dianggap sebelah mata.

    Hormat saya,

    Brayen Gapeyor
    (17 Tahun)
    Desa Permisan, Kecamatan Jabon, Sidoarjo

     

  • Dari Astrid Karindra untuk Calon Presiden RI

    Dari Astrid Karindra untuk Calon Presiden RI

    Kepada Yth.
    Calon Presiden RI

    Dengan hormat

    Bersama surat ini saya bernama Astrid mengeluarkan secuil curahan hati yang selama ini saya pendam yaitu mengenai:

    1. Fasilitas jalan antara Porong-Sidoarjo-Surabaya yang kerap kali macet sehingga sangat menyita waktu dan tenaga selain itu juga karena pengaruh cuaca. Bila musim kemarau suhu udara naik sehingga menimbulkan polusi dan debu. Bila musim hujan terdapat lubang- lubang sekitar jalan raya yang membahayakan pengendara dan dapat mereggut nyawa orang lain.
    2. Kekhawatiran disebabkan oleh lumpur yang semakin hari semakin membesar, keprofesionalnya tenaga kerja tanggul Porong akan runtuh sedikit demi sedikit, selain itu juga karena cuaca yang tidak menentu yang akan menyebabkan perluasan daerah lumpur.
    3. Ekonomi, tempat tinggal, serta pekerjaan. Hal ini pasti dibicarakan dan dirasakan oleh orang lain, tetapi para korban lumpur termasuk saya mengalami masalah ekonomi yang cukup hebat, sehingga meningkatkan pengangguran, selain itu banyak orang yang memilih jalan singkat atau melakukan tindak kejahatan yang sudah pasti merugikan. Hal ini di karenakan usaha yang terbengkalai, krisis ekonomi dunia mengakibatkan harga sembako yang semakin hari semakin meningkat. Sedangkan tentang tempat tinggal rata-rata para korban lumpur hanya memiliki rumah saja dan sanak saudaranya bertempat tinggal jauh. Jadi mereka lebih memilih bertempat tinggal sementara di penampungan. Tetapi di penampungan jaminan kesehatan, kebersihan, dan fasilitas sangat kurang sehingga sangat meresahkan.
    4. Kesehatan. Hal ini sangat penting dibicarakan mengingat adanya krisis ekonomi global banyak warga korban lumpur yang sakit karena stress, selain itu juga karena udara yang tercemar karena runtuhan tol, bahan dari tanggul yang berterbangan di udara dan mesin-mesin berat.

    Jujur saya sebagai korban lumpur, saya merasa sangat dirugikan, sedih dan miris melihat para korban lumpur yang terbengkalai tetapi mereka menghadapi masalahnya dengan semangat dan tujuan yang kuat serta senyuman.

    Demikian curahan hati yang sudah lama mengganjal di hati. atas perhatiannya

    Hormat saya

    Astrid K.A
    Asal Perumtas I, Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo

    Puisi Astrid
    Jangan Sakiti Kotaku Lagi

    Sendiri dihempas keheningan
    Terdiam renungi kisah hidup
    Berjalan tiada tujuan
    Berharap hari cerah kan datang

    Terjebak dalam dentingan waktu
    Terhanyut dalam emosi jiwa
    Gelap mengusik hatiku
    Menggoncang pikiranku

    Oh Tuhan…
    Jangan kau biarkan
    Negriku direnggut
    Negriku dihempas
    Tinggal puing-puing abadi

    Tuhan…
    Jangan kau biarkan
    Kami menatap asa tanpa batas
    Hanya mengharap pertolongan-Mu
    Hanya meminta wp-contentu kan
    KEMBALI…

     

  • Dari Edi Purwanto untuk Calon Presiden RI

    Dari Edi Purwanto untuk Calon Presiden RI

    Kepada Yth.
    Bapak Calon Presiden

    Dengan hormat,

    Salam Bapak Calon Presiden
    Nama saya Edi Purwanto. Saya sekolah di Mts Al-Hikmah Kali Dawir. Bapak saya pekerjaannya petani. Tapi sekarang bapak saya membuat kolam lele. Tapi belum ada hasilnya. Lelenya banyak yang mati karena terkena air lumpur. Bermacam-macam cara sudah dilakukan. Tolong Bapak calon presiden, gimana caranya air lumpur tidak bisa meresap di kolam bapak saya.

    Tolong Bapak calon presiden, kasianilah bapak saya. Dia banyak mengeluarkan banyak uang. Tolong bapak calon presiden.

    Dengan hormat,

    Edi Purwanto
    Desa Sentul RT 02 RW 01, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo
    Mts Al-Hikmah Kalidawir, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo

  • Dari Icha Noviyanti untuk Calon Presiden RI

    Dari Icha Noviyanti untuk Calon Presiden RI

    Porong, 24 Mei 2009

    Kepada
    Yth Calon Presiden RI
    di tempat

    Salam Calon Presiden,

    Nama saya Icha Noviyanti. Saya kelas VI SD, saya bersekolah di SDN Reno Kenongo I yang sekarang pindah di SDN Glagaharum.

    Keadaan sekolah saya sangat memprihatinkan. Karena sekolah saya tenggelam Lumpur, jadi saya harus bersekolah mengontrak atau menampung. Dan saya juga harus masuk siang.

    Saya ingin bapak calon persiden kalau sudah menjadi persiden, bapak bisa melihat keadaan sekolah saya. Seandainya bapak bisa ke tempat saya, bapak akan saya ajak berkeliling untuk melihat rumah saya yang tenggelam, sekolah saya yang tenggelam, dan tempat bermain saya yang tenggelam juga.

    Seandainya Bapak/Ibu terpilih menjadi persiden, besar harapan saya persiden terpilih nantiknya, bisa merubah kehidupan kami semua menjadi baik.

    Terima kasih, semoga persiden terpilih nanti bisa lebih melihat rakyat bawah.

    Salam
    Icha Noviyanti

     

  • Dari Ermawati untuk Calon Presiden RI

    Dari Ermawati untuk Calon Presiden RI

    Porong 22, Mei 2009

    Kepada
    Yth Bapak Capres
    di tempat

    Assalamualaikum Wr. Wb

    Yang terhormat bapak Capres. Saya salah satu anak warga korban Lumpur Lapindo yang selama ini hidup di pengungsian Pasar Baru Porong. Saya ingin sekali mendapatkan pimpinan bangsa Negara ini dipimpin seorang yang bijaksana, jujur dan tulus dalam melakukan segala hal. Apalagi soal pendidikan, pendidikan di Negaraku ini sangat tertinggal, maka dari itu saya minta agar diberikan tempat pendidikan yang layak, dan anak-anak yang belum sekolah agar mendapatkan bimbingan sekolah atau diberikan sekolah gratis untuk orang yang tak mampu.

    Bapak juga tak tahu kan bagaimana keadaan saya dan warga yang terkena bencana Lumpur Lapindo yang lain? Kita semua di sini sangat menderita, kami tidur beralasan lantai, siang dan malam kita rasakan tanpa adanya rumah. Kami mandi harus antri padahal waktu terus berjalan, itu pun sering membuat anak yang sekolah sering telat dan itu pun menghambat jalannya belajar kita semua.

    Jika saja kita semua memiliki pemimpin yang baik dan berhati mulia pasti semua ini tidak akan terjadi. Dan kita semua sangat-sangat berharap dengan adanya capres yang baru hidup kita semua bisa berubah lebih baik dan tak ada lagi anak jalanan yang tinggal di bawah jembatan, karena mereka juga berhak untuk hidup layak.

    Sekian dulu surat saya. Jika ada yang tidak berkenan di hati Bapak, saya mohon maaf sebesar-besarnya, dan mungkin dengan adanya surat saya ini hati Anda terbuka dan memberikan yang terbaik untuk rakyat.

    Wassalamualaikum Wr. Wb.

    Ermawati (15 tahun)
    Desa Renokenongo, kini tinggal di Dusun Kedungkambil
    SMPN 2 Porong