Semburan Baru Merusak Makam


SIDOARJO – Sedikitnya enam makam ambrol akibat munculnya gelembung gas bercampur lumpur di Desa Jatirejo, Porong, Sidoarjo. Gas itu muncul pada Minggu (2/5) di sungai sebelah Pemakaman Umum yang berada persis di belakang Masjid Nurul Azhar, sebelah barat Jalan Raya Porong.

Gas muncul di sungai yang berbatasan dengan tanah pemakaman. Akibatnya, tembok pembatas pemakaman ambrol, yang diikuti longsornya tanah pemakaman. Enam makam yang jadi korban akhirnya dimakamkan kembali menjadi satu di tanah yang masih tak terkena longsor. Sementara, untuk menahan longsoran, di sisi semburan gas dipasang karung pasir. Belum diketahui siapa keluarga dari enam kuburan yang terkena longsor ini. Warga Desa Jatirejo sudah “bubar” dan sudah tercerai-berai pasca semburan lumpur Lapindo pertama kali pada 2006.

Petugas yang biasa menangani pemakaman warga Jatirejo, yang disebut modin, juga tidak tahu siapa keluarga dari keenam jenazah dalam makam tersebut. “Saya tidak tahu sama sekali, bahkan soal jenazah yang dikuburkan kembali, saya juga tidak diberitahu oleh pihak BPLS,” ujar Imron, modin Desa Jatirejo.

Peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi warga yang keluarganya dimakamkan disitu. Ibu Kasmani, warga Siring Barat RT 12, khawat ir jika semburan baru yang semakin besar bisa menghilangkan pemakaman di Jatirejo. Dua orang keluarga Ibu Kasmani dikuburkan di sana. “Ada makam adik dan ibu saya. Saya khawatir ikut tenggelam jika semburan tersebut semakin membesar,” ucap Kasmani.

Warga Jatirejo pun takut memakamkan keluarganya di sana. Beberapa saat setelah peristiwa amblesnya tanah makam tersebut, ada warga Jatirejo meninggal. Muhammad Iskandar (30), warga Jatirejo yang sekarang mengontrak di Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera II (TAS), awalnya bermaksud memakamkan ayahnya di Pemakaman Umum Jatirejo. Almarhum Duladi, sang ayah, meninggal pada Minggu malam (2/5).

“Sebenarnya kita mau menguburkan Bapak di pemakaman Jatirejo, tetapi tidak jadi. Takut tenggelam, sebab semburan baru muncul di sebelah makam,” tutur Iskandar sebelum pemakaman ayahnya. Akhirnya alma rhum Duladi dimakamkan di Pemakaman Umum Desa Kalisampurno, Tanggulangin.

Warga Jatirejo berharap BPLS juga memperhatikan permasalahan ini. Bukhori (47), yang keluarga besarnya dimakamkan di Pemakaman Umum Jatirejo, mengharapkan pihak BPLS serius menangani semburan baru di dekat makam tersebut. Jika dibiarkan, Bukhori khawatir kuburan keluarganya juga ikut ambles. “Kami berharap ada penanganan serius dari pihak BPLS untuk mengatasi semburan baru itu. Kami tidak ingin kehilangan kuburan keluarga saya,” ujar Bukhori. (vik)

(c) Kanal News Room

 


Translate »