Pelajar SMK Membuat Film Dokumenter Anak-anak Korban Lapindo


Sidoarjo – Beberapa Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jabon melakukan pembuatan film dokumenter terkait  persoalan yang dihadapi korban Lapindo di desa Besuki, Kecamatan Jabon. Film yang direncanakan berdurasi limabelas menit ini menceritan kehidupan anak-anak Besuki sejak luapan lumpur Lapindo.

Menurut Hisam Ulum, pemuda Besuki sekaligus siswa SMK Jabon, pembuatan film dokumenter ini bertujuan untuk menyajikan potret kehidupan warga kekinian sejak lumpur menyembur. Selain menunjukkan relita kehidupan warga Besuki yang terdegradasi, nasib anak-anak yang tidak mendapat perhatian dalam penanganan pemerintah menjadi pesan utama film ini.

“Film ini nanti menceritakan kehidupan anak-anak Besuki yang kehilangan tempat bermain, ketidaknyamanan selama menempuh pendidikan, dan kesulitan-kesulitan orang tua dalam membiayai pendidikan anak-anaknya”.

Lebih lanjut Ia menuturkan, film ini diharapkan dapat menyampaikan pesan kepada pemerintah untuk memahami kesulitan-kesulitan yang dihadapi warga korban lapindo. Kerusakan sumber ekonomi warga telah mempengaruhi masa depan pendidikan anak-anak mereka. Jika pemerintah tidak juga peduli terhadap persoalan pendidikan, Ia berharap masyarakat luas bisa bersolidaritas untuk untuk bersama-sama membantu anak-anak korban lapindo mendapatkan hak pendidikan.

Sementara itu, Rere pengasuh di Sanggar Al Faz, menyampaikan dukungannya dan telah membantu semua proses yang dilakukan untuk pembuatan film ini. Dimulai sejak perencanaan awal, Ia sudah memberikan masukan agar film ini bisa menyajikan pesan yang kuat. “Ide adik-adik SMK Jabon untuk membuat film dokumenter yang menyajikan realita kehidupan korban lapindo adalah permulaan yang baik, Saya sangat berharap akan muncul kelompok-kelompok lain yang membuat hal serupa,” ujarnya.

Ia juga berharap film-film yang dibuat oleh pihak-pihak yang peduli akan dapat digunakan sebagai media kampanye untuk perbaikan kehidupan korban lapindo. Saat ini yang paling besar dirasakan warga yang tinggal di wilayah sekitar semburan lumpur adalah ketidakjelasan kebijakan atas hancurnya wilayah tinggal warga, dampaknya sangat nyata yang salah satunya terkait kesulitan untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka. (vik/red)

(c) Kanal News Room


Translate »