Blog

  • Pemkab Sidoarjo Belum Izinkan Lapindo Ngebor Lagi

    Pemkab Sidoarjo Belum Izinkan Lapindo Ngebor Lagi

    TEMPO.COSurabaya – Mantan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi Perwakilan Jawa, Bali, Madura dan Nusa Tenggara, Agus Kurnia, menegaskan rencana pengembangan sumur gas oleh kontraktor kontrak kerja sama Lapindo Brantas Inc masih terganjal izin  Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Menurut dia, Lapindo sudah memenuhi semua persyaratan teknis yang dibutuhkan, kecuali belum melampirkan izin lingkungan dari kepala daerah setempat.

    Ia berharap Pemkab Sidoarjo segera mengeluarkan izin lingkungan. “Kami tinggal menunggu sikap Pemkab Sidoarjo. Untuk syarat lainnya, Lapindo enggak ada masalah,” kata Agus kepada Tempo di Surabaya, Rabu, 11 September 2013.

    Menurut Agus, daerah sumur pengembangan eksploitasi itu masih dalam area tanah yang dikuasai Lapindo. Selain itu, wilayah lapangannya berbeda dengan sumur Banjar Panji-1 yang kini mengeluarkan lumpur panas. Lapindo sebagai pemegang konsesi Blok Brantas, kata Agus, akan mengebor sumur pengembangan di area Lapangan Tanggulangin, bukan Lapangan Banjar Panji.

    Lantaran sumur Banjar Panji-1 gagal berproduksi, pihaknya terpaksa menghapus Lapangan Banjar Panji dari peta hulu migas di wilayah Jabamanusa. “Plan of Development-nya beda. POD disusun berdasarkan lapangan migas, bukan blok migas,” ujarnya.

    Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sidoarjo, Erni Setyawati, mengakui masih menahan izin lingkungan untuk Lapindo Brantas. Sebab, Lapindo belum dapat memenuhi dua syarat tambahan, yakni hasil survei geologi dan dampak sosial dari lembaga independen. Lapindo, kata Erni, menganggap dua syarat itu tak penting karena berpegang pada POD Lapangan Tanggulangin, bukan Banjar Panji.

    Namun, ia berkukuh Lapindo Brantas harus mengikuti aturan main Pemkab Sidoarjo dan UU 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. “Saya enggak mau Sidoarjo terkena bencana lagi. Kami juga masih meminta data geologi dari Badan Geologi Nasional,” katanya.

    DIANANTA P. SUMEDI

    Sumber: http://www.tempo.co/read/news/2013/09/11/206512392/Pemkab-Sidoarjo-Belum-Izinkan-Lapindo-Ngebor-Lagi

  • Rujak Cingur Yuk Tun

    Mardiyatun (50) adalah seorang janda dari Dusun Ginonjo, Desa Besuki. Perempuan yang kerap disapa Yuk Tun ini dulu terkenal dengan rujak cingurnya. Gara-gara lumpur Lapindo, Yuk Tun bersama dengan anak perempuan dan seorang cucunya sekarang pindah ke Desa Wonoayu, Kecamatan Gempol.

    Yuk Tun bisa sedikit bangga dengan rumah barunya. Namun, itu semua tidak berarti ketika tangannya tidak lagi bergoyang mengiris cingur untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. “Masak mau menjilati pintu rumah,” tutur Yuk Tun. Yuk Tun tidak mungkin berjualan rujak cingur di tempat barunya. Di situ sudah ada warga yang menjual rujak cingur, sama seperti Yuk Tun.

    Yuk Tun terpaksa merintis usaha jualan rujak cingur dan es degan di bawah jembatan eks-tol Surabaya-Gempol. Yuk Tun sekarang berharap ada orang yang mampir di warungnya yang tidak beratap dan berdinding itu. Kondisi seperti ini sangat jauh berbeda sebelum semburan lumpur Lapindo. Saat warga Desa Besuki masih utuh orang rela antri demi sebungkus rujak cingur buatan Yuk Tun.

    Yuk Tun mendapat informasi dari seorang yang tak dikenal tentang tanah di daerah Wonoayu, Gempol. Tanpa pikir panjang Yuk Tun langsung membeli tanah tersebut. Menurut Yuk Tun, akibat lumpur Lapindo orang-orang memang kelihatannya dapat uang banyak, tapi kenyataannya tidak ada perubahan menuju kondisi yang lebih baik. Yang dirasakannya adalah justru berantakan. Sumber ekonomi jangka panjang pun tidak pernah jelas. Sanak saudara pecah dan tetangga juga terpencar-pencar.

    Yuk Tun heran, tanah sawahnya dibeli dengan harga Rp 120.000 per-meter persegi. Namun, membeli sawah baru harganya sekarang mencapai Rp 250-300 ribu rupiah. Pemerintah juga tidak peduli dengan nasib korban Lapindo. Sampai saat ini Yuk Tun belum bisa mengurus status kepindahannya karena dia belum punya uang untuk mengurus surat kepindahan tersebut.

    2013 © korbanlumpur.info

  • Sukarwo: Uang Ganti Rugi Lapindo Selesai Akhir 2013

    Sukarwo: Uang Ganti Rugi Lapindo Selesai Akhir 2013

    SURABAYA, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Timur terpilih, Sukarwo berjanji segera menuntaskan persoalan ganti rugi lumpur Lapindo sebagai program prioritas dalam periode jabatannya yang kedua.

    “Paling lama akhir 2013 atau awal 2014, persoalan Lapindo sudah bisa selesai,” kata Soekarwo, yang resmi ditetapkan menjadi pemenang Pemilihan Kepala Daerah Jatim, Sabtu (7/9/2013).

    Soekarwo mendesak pemerintah pusat segera mengambil alih ganti rugi korban Lapindo di dalam peta area terdampak karena PT Minarak Lapindo Jaya tidak kunjung melunasi utangnya.

    Sisa ganti rugi yang belum dibayarkan PT Minarak Lapindo Jaya sebesar Rp 786 miliar. Korban Lapindo telah menunggu realisasinya selama tujuh tahun.

    “Kami sepakat memberikan jadwal yang jelas untuk persoalan Lapindo karena masyarakat perlu kepastian ke depannya,” kata Soekarwo.

    Soekarwo yang kembali berpasangan dengan Saifullah Yusuf meraih suara tertinggi dengan 8.195.816 suara atau 47,25 persen. Dengan perolehan suara ini, Pilkada Jatim hanya berlangsung satu putaran. Berada di tempat kedua pasangan Khofifah Indar Parawansa-Herman S Sumawiredja dengan 6.525.015 suara (37,62 persen), disusul Bambang Dwi Hartono-Said Abdullah dengan 2.200.069 suara (12,69 persen), dan Eggi Sudjana-M Sihat yang meraih 422.932 suara (2,44 persen).

    Rapat pleno rekapitulasi manual KPU Jatim ini digelar di Hotel Shangri-La Surabaya dengan dihadiri anggota KPUD dari 38 kabupaten/kota se-Jatim. Pasangan calon yang hadir dalam rekapitulasi ini hanya Soekarwo-Saifullah dan Eggi-Sihat. Sedangkan Khofifah-Herman dan Bambang-Said diwakili saksi.

    Editor : Ervan Hardoko

    Sumber: http://regional.kompas.com/read/2013/09/08/0031167/Sukarwo.Uang.Ganti.Rugi.Lapindo.Selesai.Akhir.2013

     

     

     

     

     

    Berita Pilihan

  • Pemerintah Anggarkan Rp 845 Miliar untuk Lumpur Lapindo di 2014

    Pemerintah Anggarkan Rp 845 Miliar untuk Lumpur Lapindo di 2014

    Jakarta – Pemerintah mengucurkan dana ke Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) dalam RAPBN 2014 sebesar Rp 845,1 miliar. Dana ini salah satunya dialokasikan dalam bentuk bantuan kepada masyarakat yang terkena dampak lumpur Lapindo.

    “Rp 845,1 miliar. Itu mengurus masyarakat dan pengelolaan lumpur tapi nantinya dikelola oleh pemerintah. Di luar itu, tanggungjawab Lapindo Brantas,” ucap Ketua Komisi V DPR RI Laurens Bahang Dama kepada detikFinance di Gedung DPR Senayan Jakarta, Kamis (5/9/2013).

    Ditambahkan Laurens, alokasi dana terhadap BPLS ini sudah berlangsung sejak beberapa tahun dan diatur dalam undang-undang.

    “Nggak karena itu ada di undang-undang, selama 5 tahun badan ini ada,” sebutnya.

    Adapun dana tersebut juga digunakan sebagai program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis. Selain itu akan dipergunakan untuk penyiapan program anggaran, pengelolaan data dan informasi, serta penyelesaian peraturan dan hukum.

    “Termasuk juga pengembangan kapasitas organisasi, tata laksana, hubungan masyarakat, kerumahtanggaan dan keamanan. Termasuk juga untuk pengawasan pengelolaan keuangan dan barang,” ungkap Laurens

    “Termasuk untuk perencanaan operasi luapan lumpur, penanganan luapan lumpur dan mitigasi dan penanganan bencana geologi dan monitoring lingkungan,” imbuh Laurens. (feb/dru)

    Sumber: http://finance.detik.com/read/2013/09/05/183335/2350621/4/

  • Kesulitan Biaya Pendidikan, Anak Korban Lapindo Terancam Dikeluarkan

    Sidoarjo, korbanlumpur.info | Sudah lebih dari tujuh tahun kasus Lumpur Lapindo berlangsung. Pihak Lapindo Brantas, Inc yang seharusnya bertanggungjawab melunasi sisa ganti rugi korban yang termasuk dalam Peta Area Terdampak 22 Maret 2007 tidak menyelesaikan kewajibannya. Bahkan negara, yang seharusnya menjamin hak-hak pendidikan anak-anak, tidak hadir menyelesaikan persoalan yang membelit warga.

    Setidaknya apa yang dialami Indah Susanti, salah satu anak korban Lapindo dari Desa Jatirejo, Kecamatan Porong, bisa menggambarkan ketiadaan tanggung jawab para pihak tersebut. Ia sedang menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI 5 Sidoarjo terancam dikeluarkan dari sekolah lantaran siswa kelas tiga ini belum bisa membayar daftar ulang sebesar 650 ribu rupiah dan tunggakan dua bulan SPP sebesar 600 ribu.

    Menurut ibunya, Satumi (52 Tahun), anaknya sejak masuk kelas tiga pada bulan Agustus 2013 belum bisa melunasi tunggakan biaya sekolah. Ia yang berprofesi sebagai pedagang di Pasar Porong hanya berpenghasilan pas-pasan dan tidak cukup membiayai sekolah anaknya. Tumi, panggilan kesehariannya, mengandalkan pembayaran cicilan ganti rugi dari Lapindo. Padahal cicilan ganti rugi dari Lapindo yang seharusnya dibayar per bulan tidak sekalipun dibayarkan pada tahun 2013 ini.

    “Jum’at kemarin anak saya pulang pagi dan menangis. Katanya mau dikeluarkan dari sekolah kalau tidak segera melunasi tunggakannya. Saya bingung apalagi ganti rugi belum juga keluar,” cerita Tumi.

    Tumi yang anggota kelompok belajar Ar-Rohma, kelompok perempuan para korban Lapindo, mendiskusikan persoalan yang ia hadapi dengan anggota lain kelompok itu. Pada Sabtu (31/8) ditemani Harwati, kordinator Ar-Rohma, ia menemui kepala sekolah SMK PGRI 5 untuk meminta keringanan biaya. Namun, upaya yang dilakukan tak menemukan solusi yang meringankan untuknya. Pihak sekolah tidak mau tahu persoalan kesulitan biaya yang dialaminya. Pihak sekolah hanya memberi batas waktu sampai tanggal 30 September 2013 kepada Susanti untuk melunasi tunggakan.

    “Saat menemui pihak sekolah, mereka malah memberikan pilihan berhenti sekolah atau melunasi biaya tunggakan. Padahal kami hanya meminta waktu sampai cicilan ganti rugi dari Lapindo dibayar. Tapi lha kok malah hanya dikasih waktu sampai bulan depan. Kalau tidak bisa melunasi, Susanti akan dikeluarkan,” kata Harwati.

    Harwati menyesalkan pernyataan dari pihak sekolah yang hanya memberikan batas waktu sampai akhir bulan September 2013 untuk melunasi tunggakan biaya. Padahal jika dicermati, rincian biaya daftar ulang yang tertunggak itu ternyata untuk biaya kaos olahraga, atribut sekolah, dan SPP bulan Juli. Seharusnya pihak sekolah bisa memberikan keringanan atau mendapatkan kelonggaran waktu sampai Tumi memeiliki biaya untuk membayar.

    “Bu Tumi ini kan janda, dia cuma mengandalkan dagang sayur di pasar. Masak tidak mendapatkan keringanan. Padahal kami sudah menjelaskan dengan sejelas-jelasnya kondisi ibu Tumi saat ini yang kesulitan keuangan,” tutur Harwati. Ia bersama kelompok Ar-Rohma masih berusaha untuk membantu persoalan yang dialami Tumi.

    Dengan kondisi semacam ini, Tumi hanya bisa berharap Lapindo unuk segera melunasi sisa ganti rugi aset tanah dan bangunan warga. “Saya tidak tahu harus bagaimana lagi. Saya berharap Lapindo segera melunasi sisa pembayaran ganti rugi saya agar saya bisa membiayai sekolah anak saya,” kata Tumi dengan meneteskan air mata.

    Kepada pemerintah dan PT Minarak Lapindo Jaya, korban seperti Tumi berharap tak muluk. Mereka hanya ingin pemerintah lebih tegas kepada  perusahaan agar menepati janji, demikian halnya perusahaan untuk segera selesaikan tanggung jawab pembayaran ganti rugi. Ini semua agar pendidikan anak-anak mereka tidak terbengkalai.(Vik)

  • Wisata Pulau Lumpur Lapindo Sepi Peminat

    Wisata Pulau Lumpur Lapindo Sepi Peminat

    TEMPO.CO, Sidoarjo–Wisata pulau lumpur Lapindo di muara Sungai Porong, Desa Kedung Pandan, Kecamatan Jabon, Sidoarjo sepi peminatnya. Lasmono, seorang warga desa setempat, mengatakan pengunjung Pulau Sarinah yang terbuat dari endapan lumpur Lapindo itu, tidak begitu banyak. Padahal daerah ini digadang-gadang Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menjadi wahana wisata bahari. Sejak resmi berdiri tahun 2011, Lasmono mengakui area wisata itu kurang begitu diminati. “Pengunjung sepi, meski hari Minggu enggak banyak yang ke Pulau Sarinah,” kata dia saat ditemui Tempo di area dermaga Tlocor, Selasa 27 Agustus 2013. (more…)

  • Penyelesaian Lumpur Lapindo Jadi ‘Jualan’ di Pilgub Jatim

    Penyelesaian Lumpur Lapindo Jadi ‘Jualan’ di Pilgub Jatim

    REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Calon Wakil Gubernur Jawa Timur pasangan nomor urut 4, Herman S Sumawiredja mengklaim dapat menyelesaikan kasus lumpur Lapindo dalam waktu 100 hari. Pemerintah Provinsi Jawa Timur saat ini dinilai membiarkan persoalan tersebut berlarut. (more…)

  • Sikap Rudi Rubiandini dan Tragedi Lumpur Lapindo

    Sikap Rudi Rubiandini dan Tragedi Lumpur Lapindo

    TEMPO.COSURABAYA– Ketua Pusat Studi Kebencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Amien Widodo, mengenang sosok Rudi Rubiandini sebagai pribadi yang mumpuni dan sangat peduli terhadap tragedi semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, 29 Mei 2006 silam.

    Rudi, kata ia, sempat mencetuskan ide menghentikan luapan lumpur melalui teknik relief well. Menurut Amien, Rudi menuliskan ide ini dalam buku berjudul “Gerakan Menutup Lumpur Lapindo” pada 2008. (more…)

  • Earthquake cause for mud volcanoes draws criticism

    Earthquake cause for mud volcanoes draws criticism

    A fresh study of the Lusi mud volcanoes in East Java, which began erupting in May 2006, concludes that the disaster was caused by a natural phenomenon, but has been met with widespread public scepticism in Indonesia, with one prominent local geologist questioning its validity.

    According to the study, published in Nature Geoscience on 21 July, the mud eruption was caused by seismic waves that travelled from Yogyakarta earthquake in Java, Indonesia, two days prior to the eruption.

    But careless gas drilling has also been blamed for the mudflow that continues to spew boiling mud, inundating 13 villages and displacing over 30,000 residents. Some experts believe it will continue to erupt for decades. (more…)

  • Korban Lapindo Nyekar dan Gelar Istigosah

    Korban Lapindo Nyekar dan Gelar Istigosah

    TEMPO.COSidoarjo– Sekitar 200-an korban semburan lumpur Lapindo menggelar tabur bunga dan Istigosah di atas tanggul titik 42 Desa Renokenongo hari ini. Selain tabur bunga, warga memanfaatkan momen itu untuk melepas kangen kepada para tetangga yang kini hidupnya sudah berpencar.  (more…)

  • Pemudik Diminta Waspada Longsor Gunung Lumpur Lapindo

    Pemudik Diminta Waspada Longsor Gunung Lumpur Lapindo

    SIDOARJO – Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) mengimbau pemudik yang melintasi jalan raya Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur agar berhati-hati terhadap longsor gunung lumpur yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Imbauan itu disampaikan karena gunung lumpur lebih tinggi dibanding tanggul yang memisahkan antara kolam lumpur dengan rel kereta api dan jalan raya Porong. (more…)

  • Lapindo Bagi-bagi THR ke Setgab Korban

    Lapindo Bagi-bagi THR ke Setgab Korban

    TEMPO.COSidoarjo-Warga korban semburan lumpur Lapindo sedang diuji saat Ramadan tahun ini. Di tengah belum mendapat kepastian pelunasan sisa ganti rugi dari Minarak Lapindo Jaya (MLJ), mereka harus menerima kenyataan bahwa oknum Sekretariat Gabungan Korban Lapindo, justru mendapat duit THR dari MLJ.

    Sumber Tempo, mengatakan oknum Setgab Korban Lapindo mendapat duit THR dari Andi Darusalam, Direktur Utama MLJ. “Kasihan warga di luar Setgab. Justru Setgab Korban Lapindo mendapat THR,” kata ia kepada Tempo, Minggu 4 Agustus 2013.  (more…)

  • Mud Eruption In Indonesia: Was Disaster Blamed On Drilling Activity Actually Caused By Quake?

    Mud Eruption In Indonesia: Was Disaster Blamed On Drilling Activity Actually Caused By Quake?

    A catastrophic mud eruption in Indonesia blamed on drilling by an oil company might instead have natural causes, new research suggests.

    In 2006, the largest mud volcano on the planet was born when steam, water and mud began erupting on the Indonesian island of Java. At its height, it spewed 6.3 million cubic feet (180,000 cubic meters) of boiling mud per day, enough to submerge a football field under nearly 110 feet (34 m) of earth. The mud volcano still erupts with outbursts like a geyser. (more…)

  • KPU Pastikan Korban Lapindo Bisa Memilih

    suarasurabaya.net – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur pastikan korban lumpur lapindo yang tak masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT), tetap bisa memilih dalam Pemilihan Gubernur, Agustus mendatang.

    (more…)

  • Bakrie to Settle Lapindo Debacle for Upcoming Presidential Race

    Bakrie to Settle Lapindo Debacle for Upcoming Presidential Race

    TEMPO.COJakarta – This year, Golkar Party chairman and presidential candidate Aburizal Bakrie is planning on settling the debts caused by the Lapindo mudflow in Porong, Sidoarjo. The party deputy chairman Agung Laksono said that the effort is conducted to pave the way for Aburizal in the 2014 General Elections. (more…)

  • Study reignites Lusi mud volcano debate

    Study reignites Lusi mud volcano debate

    Scientists have ignited fresh controversy over whether a catastrophic mud volcano that erupted in Indonesia in 2006 was triggered by oil company drilling.

    Published in the journal Nature Geoscience , a new study says a distant earthquake, not drilling by oil and gas firm Lapindo Brantas, caused the eruption. (more…)

  • New study ignites debate over Indonesia’s mud volcano

    New study ignites debate over Indonesia’s mud volcano

    PARIS (AFP) –  Scientists on Sunday sparked a fresh debate over what triggered Indonesia’s Lusi mud volcano, still spewing truckloads of slime more than seven years after it leapt catastrophically into life.

    Published in the journal Nature Geoscience, the study strengthens the argument by gas company PT Lapindo Brantas that the disaster was caused by a distant earthquake, not by its drilling crew as some experts contend. (more…)

  • Golkar akui Lapindo bisa jadi alat untuk jegal Ical nyapres

    Golkar akui Lapindo bisa jadi alat untuk jegal Ical nyapres

    Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Agung Laksono tidak memungkiri belum selesainya kasus lumpur Lapindo akan menjadi penghalang bagi pencalonan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, sebagai Calon Presiden (capres) di Pemilu 2014 mendatang. (more…)

  • Gugatan Lima Korban Lumpur Lapindo ke Pemerintah Akhirnya Menang

    Gugatan Lima Korban Lumpur Lapindo ke Pemerintah Akhirnya Menang

    SIDOARJO – INDEPNEWS.Com : Lima warga korban lumpur Lapindo yang menuntut hak ganti rugi akhirnya menang di pengadilan dalam menggugat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, dan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS). Namun keinginan warga segera mendapatkan ganti rugi masih terganjal karena Menteri PU mengajukan banding atas putusan pengadilan yang memenangkan warga korban lumpur. (more…)

  • Ganti Rugi Korban Lumpur Lapindo Belum Ada Titik Terang

    (SBO TV) – Panitia Khusus Lumpur atau Pansus Lumpur beserta perwakilan warga yang berangkat ke Jakarta beberapa waktu yang lalu, untuk menemui tiga kementrian untuk mendapatkan kejelasan ganti rugi terhadap warga korban lumpur lapindo, ternyata hingga saat ini belum ada titik terang. Pertemuan dengan tiga diantaranya Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Sosial dan Menteri Keuangan tersebut ternyata tidak ada hasil hingga saat ini. (more…)